Saturday, March 8, 2014

Indonesia - Malaysia - Thailand - Kamboja - Vietnam - Singapura - Malaysia - Indonesia ( PART 3 )

Indonesia - Malaysia - Thailand - Kamboja - Vietnam - Singapura - Malaysia - Indonesia ( PART 3 )


Tanggal 14 febuari 2014


Setelah paspor kita dikumpulkan oleh staf bus dan staf bus berbicara pakai bahasa kamboja or vietnam (kita gak mengerti), sampailah kita diperbatasan.

Perbatasan Kamboja
Kita tidak perlu turun dari bus, hanya petugas imigrasi kamboja yang naik kedalam bus dan menghitung orang untuk dicukupi sama jumlah paspor yang diberikan oleh staf bus dan kita tidak harus melewati serangkaian pemeriksaan. Mungkin hanya perlu waktu beberapa menit saja.



Perbatasan Vietnam
Kita diharuskan turun dari bus dan membawa semua barang-barang kita dan paspor kita posisinya masih distaf bus. Masuk ke ruang imigrasi Vietnam yang cukup bersih dan rapi tetapi yang kurang hanya pendingin ruangan yang tidak hidup/tidak terasa. Setelah sampai didalam ruang imigrasi ternyata lumayan banyak orang yang mengantri. Diperbatasan ini kita tidak perlu mengisi form apapun dan tidak perlu mengantri diloket, hanya menunggu nama kita dipanggil dan kita langsung datang ke loket ambil paspor. Setelah itu kita barang-barang kita harus melewati pemeriksaan. Keluar dari imigrasi sekitar 12.30.
Welcome To Vietnam.

Keluar perbatasan kita mulai semangat melihat-lihat pemandangan keluar. Ternyata Vietnam kelihatan lebih rapi daripada Indonesia.
Karena kita tidak pernah mencari tahu tentang Vietnam yang artinya kita sama sekali tidak tahu tentang Vietnam, akhirnya muncul permasalahan tentang wisata yang mau dikunjugi apa, mau tidur didaerah mana, makanan apa yang harus dicoba.
Kebetulan disebelah kita duduk ada orang "bule", akhirnya istri saya bertanya dia menginap dimana? dan bolehkah kita ikut dia sampai hotel tempat dia menginap. "Bule" itu ternyata ramah, dia bilang ikut saja, tempat saya menginap itu daerah tourist. Banyak hotel, guesthouse dan tempat makan pasti banyak sekali.
Si "bule" mengatakan dia menginap di Bizu hotel di daerah Bui Vien.
Sekitar pukul 14.20 kita sampai di daerah Bui Vien.
Bui Vien ini ternyata emang tempat tinggal turis. Banyak sekali Hotel, Guesthouse, Restoran sampai tempat pijat pun ada. Pokoknya segala yang berhubungan dengan turis semuanya ada.
Dari ujung jalan sampai ke ujung jalan Bui Vien ternyata tidak ada plang hotel Bizu. Bule tersebut bilang seharusnya ada. Dan kamipun masuk kedalam salah satu hotel (lupa namanya). Cukup bagus ratenya $40. Saya menanyakan room, ternyata sudah penuh. Dan kami bertanya dimanakah Bizu hotel, receptionist tersebut tidak ada Bizu hotel didaerah sini. Akhirnya si Bule tersebut meminta password wifi hotel tersebut untuk mengecek alamat Bizu hotel di email. Di email dikatakan si Bule sudah booking room di BIZU hotel di jalan Bui Vien no. 198. Ternyata jalan Bui Vien no. 196 & 198 hotel yang baru dibeli sama Bizu hotel, sehingga tidak ada plang nama Bizu hotel. Dengan rate $30, akhirnya saya menginap 2 hari.

Di meja resepsionis hotel tersebut ada brosur tentang tour di Ho Chi Minh. Kita akhirnya ikut tour lokal yang half day tour kalo gak salah 135 rb Dong/orang. Dan setelah itu cari makan disekitar hotel  dan istirahat di hotel.

15 Febuari 2014

Jam 08.30 kita sudah di jemput untuk Half Day Tour. Kita berangkat tour dengan menggunakan bis tanggung, mungkin muat sekitar 20 orang lebih. Dan waktu itu bis kita full dengan turis mancanegara. Guidenya bernama Mickie (mungkin bukan nama asli melainkan nama panggilan) ini lucu dan sembari bercerita tentang kota Ho Chi Minh dengan menggunakan bahasa inggris.
Tour tersebut hanya pergi ke 2 tempat yaitu :

1. Pabrik ... (tidak tahu namanya)
Saya hanya menyebutnya Pabrik Disabel Handmade, karena semua hasil karya barang tersebut dibuat dengan tangan dan semua yang membuatnya itu merupakan orang yang mempunyai kekurangan organ tubuh atau orang cacat.




Istriku bergaya di dalam gallery








Menurut saya semua barang-barang yang ada didalam gallery tersebut bagus-bagus dan mahal-mahal harganya. Sehingga sayapun hanya memfoto dan tidak membeli satu barangpun.

Setelah dari Pabrik tersebut kita langsung menuju ke Cu Chi Tunnel. Mungkin sekitar 40 menit perjalanan dari Pabrik tersebut ke Cu Chi Tunnel.
Harga Half Day Tour tersebut tidak termasuk tiket masuk ke Cu Chi Tunnel. Dan untuk masuk ke Cu Chi Tunnel kita dikenakan biaya 90.000 dong (kalo gak salah). Cu Chi Tunnel ini merupakan saksi bisu perang antara Vietnam dengan Amerika.
Setelah masuk ke dalam kawasan Cu Chi Tunnel, Mickie (guide) mulai bercerita tentang sejarah Cu Chi Tunnel. Untuk yang mau mengetahui tentang Cu Chi Tunnel silakan datang ke Ho Chi Minh.



Lubang angin
Tank yang berhasil direbut dari Amerika


Berbagai macam jebakan

Pintu masuk ke Tunnel


Suasana didalam Tunnel



Suasana di dalam Tunnel tersebut tidak ada lampu alias gelap gulita, sempit, pendek. Tunnel tersebut mempunyai 3 tingkatan, dan semakin ke bawah semakin pendek, sempit dan gelap.
Karena kita tidak bisa berdiri, jadi kita berjalan sambil jongkok ditengah kegelapan. Untunglah saya membawa kamera saku yang bisa mengeluarkan sinar infra merah dan mengeluarkan blitz, sehingga setiap beberapa detik saya memencet tombol poto agar blitz keluar dan sayapun bisa melihat jalan. Akhirnya seperti poto diatas poto saya selalu mendapatkan obyek pantat orang yang ada didepan saya. hehehehe...
Setelah selesai dari Chu Ci Tunnel kita diantar pulang sampai ke spot2 tertentu.

Malamnya saya keluar lagi dari hotel untuk ke pergi ke night market, kalo gak salah ban tanh night market.
Dari hotel kami jalan kaki sekitar 20 menit utk sampai ke ban tanh night market. Sebelum sampai di ban tanh, kami melewati taman yang cukup besar lokasinya ditengah jalan raya








Tidak jauh dari taman inilah terdapat ban tanh night market, tinggal nyebrang jalan kita sudah sampai di ban tanh night market. ban tanh night market ini buka nya sekitar jam 7 malam dan tutup jam 12 malam.


16 Febuari 2014

Pagi sekitar jam 7 kita sudah siap-siap mau berangkat ke singapura. Karena takut di tipu supir taxi, akhirnya kami memakai jasa hotel utk diantar ke bandara dengan harga 210.000 dong. Kami kira bakal diantar menggunakan mobil hotel, tapi ternyata pihak hotel memakai taxi untuk mengantar kami ke bandara. Dikarenakan masih cukup pagi, jalanan saat itu tidak macet, untuk sampai bandara cuma butuh waktu 20-30 menit. waktu saya liat argonya cuma 170.000 dong.
Imigrasi Vietnam agak ketat, sampai tali pinggang pun disuruh buka, sampai tidak ada bunyi lagi bila melewati detector logam.
Perjalanan dari Ho Chi Minh ke Singapura sekitar 2 jam lamanya.

Sampai di Changi Airport kita langsung naik MRT jurusan Paya Lebar, setelah turun di Paya Lebar, kita langsung menuju ke City Plaza.
Sembari berjalan menuju ke City Plaza, sayup-sayup terdengar bahasa indonesia. Setelah sampai di City Plaza ternyata benar yang saya dengar itu bahasa indonesia. Kebetulan hari ini hari minggu sehingga banyak TKW yang ngumpul di City Plaza. Mungkin hampir 80% manusia yang ada di City Plaza itu semuanya berasal dari indonesia.
Setelah bertanya kesana sini, akhirnya kami menemukan konter bis Delima tujuan Malaka. Harga nya $21 sing dollar.
Lamanya perjalanan sekitar 4 jam + imigrasi. Sampai di malaka kita turun di semacam terminal dan setelah bertanya-tanya kami naik bus no.17 dan stop di mahkota parade utk sampai ke Mahkota Hospital yang sangat terkenal di kalangan orang Indonesia.
 Kamipun menginap di hotel sixty six harganya sama kayak namanya 66 ringgit. Lokasinya sekitar 2 blok dari Mahkota Hospital.

Di Malaka ini yang paling terkenal satay celup. Dan yang cukup terkenal ada 2 yaitu Satay Celup Capitol dan Satay Celup Ong Kim Wi
Ada juga Chicken Rice Ball, Durian Cendol dan ada juga becak yang siap mengantar anda berkeliling ke lokasi wisata yang ada di Malaka




Jonker Walk adalah pusat kuliner, pusat wisata yang ada di Malaka....

Dari Mahkota Hospital ternyata ada bis tujuan airport di Kuala Lumpur, baik itu ke Airport International Kuala Lumpur, maupun Airport AirAsia. Harga Rm.24.30

Sekian dan terima kasih.

No comments:

Post a Comment